Halaman

Jumat, 13 Agustus 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini perkembangan ilmu computer terbilang sangat pesat.Hampir setiap perusahaan atau instansi telah menggunakan computer untuk mempermudah pekerjaan mereka.Tentunya meereka memakai softwear tertentu,tergantung pekerjaan yang ingin mereka selesaikan.
Di dalam dunia perkapalan tentunya juga mempunyai softwear tertentu untu k menyelesaikan pekerjaan yang terkait dengan dunia perkapalan khususnya dalam desain kapal.Dari sekian banyak softwear, ada beberapa yang khusus untuk menganalisa perhitungan desain kapal kita.Maxsurf, hidromax, dan hullspeed adalah contoh program aplikasi untuk menganalisa perhitungan desain kapal kita.
Dengan melihat persaingan antar galangan yang semakin hari makin ketat maka kecepatan dan ketepatan perhitungan desain kapal menjadi sangat penting.Di sinilah peran sofwear seperti maxsurf, hidromax dan hullspeed sangat diperlukan.Karena selain dapat memudahkan mendesain kapal dengan cepat, program aplikasi ini juga dapat menganalisa hasil perhitungan rancangan kapal kita.
Dengan melihat kenyataan diatas maka tak dapt dipungkiri bahwa ketiga program aplikasi computer ini (Maxsurf, Hidromax dan Hullspeed) sangat dibutuhkan oleh setiap galangan maupun perorangan yang mau mendesain kapal dengan cepat




Maksud dan Tujuan
Tugas mata kuliah Desain Berbasis Komputer ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mendesain sekaligus menganalisa pendesainan kapal dengan menggunakan softwear seperti Maxsurf ,Hidromax dan Hullspeed.



















KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kebesaran-Nya dan kehendak-Nya sehingga laporan dari tugas mata kuliah “Desain Berbasis Komputer” ini yang meliputi Pelatihan Maxsurf, Hidromax dan Hullspeed. dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang ditetapkan.
Walaupun dalam tahap penyelesaian laporan ini saya banyak menemui hambatan dan kesulitan mulai dari ketidaktahuan saya tentang mata kuliah ini, perhitungan-perhitungan data sampai penggambaran, serta keterbatasan waktu, materi, dan lain sebagainya. Namun semua ini dapat saya atasi dengan penuh kesabaran dan ketekunan serta bantuan dari dosen serta teman saya.
Saya menyadari bahwa didalam laporan ini masih terdapat kesalahan ataupun kekurangan saya mohon maaf dan meminta kritikan yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Dan tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing Pak Andi Haris Muhammad, Ph., D., dan teman saya Rizal Saini yang banyak membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya maupun mempelajarinya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin..........

Makassar, 21-05-2008

Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 latar belakang
I.4 Maksud dan Tujuan

BAB II MAXSURF PRO
II.1 Penentuan Dimensi kapal
II.2 Penentuan Bentuk dasar bagian-bagian kapal
II.3 Penentuan dimensi bagian-bagian kapal
II.4 Penentuan jumlah gading, waterline dan buttock
II.5 Penambahan Control Point
II.6 Penggeseran Control Point
II.7 Leveling, Bounding, Grouping, Locking & Rendering
II.8 Pengecekan ∆, Buttock, Koefisien Bentuk dan SAC

BAB III HYDROMAX PRO
III.1 Upright Hydrostatic (Carena Curve)
III.2 Specified Condition
III.3 Large Angle Stability
III.4 Equilibrium Condition
III.5 Limiting KG
III.6 Longitudinal Strengthik

BAB IV HULLSPEED
IV.1 Penentuan Metode
IV.2 Penentuan Kecepatan
IV.3 Penentuan Tingkat Efisiensi
IV.4 Penentuan Tipe grafik
IV.5 Penentuan Unit
IV.6 Pengecekan Perletakan Komponen










BAB VI
HULLSPEED
HULLSPEED Adalah softwear yang diperuntukkan menganalisa hambatan dan power suatu kapal untuk beberapa kondisi kecepatan.Hullspeed juga mampu memprediksi hambatan kapal-kapal khusus seperti submarine.
VI. 1. Penentuan Metode
Setelah file terukur, langkah selanjutnya adalah menentukan metode perhitungan tahanan disain kapal.
Dalam menentukan metode apa yang akan di gunakan sebaiknya kita melihat rasio antara tiap mmetode yang ada.
VI. 2. Penentuan Limit Kecepatan
Setelah ditetapkan, langkah-langkah berikutnya adalah menentukan limitasi kecepatan yang diinginkan. Maka secara langsung Hullspeed telah menghitung kecepatan yang telah ditentukan, metode-metode yang dipilih dan komposisi dimensi komponen-komponen disain kapal tersebut.
VI. 3. Penentuan Tingkat Efisiensi
Setelah metode ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan tingkat efisiensi yang diinginkan.
VI. 4. Penentuan Tipe Grafik
Setelah metode ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan tipe grafik yang diinginkan.


VI. 5. Penentuan Unit
Penentuan unit pada hakekatnya adalah upaya menyamakan sisi pandang, khususnya pada proses penghitungan tahanan disain kapal.
VI. 6. Penentuan Pengecekan Perlengkapan Komponen
Yaitu upaya untuk melihat panjang LWL dan Sarat Disain (T) dalam konsep Penghitungan tahanan dan power disain kapal.























BAB III
HYDROMAX PRO

Hidromax adalah softwear untuk menganalisa hidrostatik, stabilitas dan kekuatan kapal.kaitannya dengan stabilitas , hidromax juga dapat menganalisa efek dari gelombang, kebocoran maupun penambahan atau pengurangan muatan.
III. 1. Upright Hydrostatic
Upright Hydrostatic atau yang lebih dikenal dengan Carena Curve.
Dari gambar yang telah dibuat pada Maxsurf
III. 2. Specified Condition
Yaitu salah satu jenis analisis di Hydromax Pro yang akan menghitung Karakteristik kapal sesuai dengan kondisi yang dinginkan.
III. 3. Large Angle Stability
Adalah salah satu jenis analisis pada Hidromax Pro yang akan menghitung stabilitas kapal sesuai kondisi yang telah dihitung pada Specified Condition
III. 4. Equilibrium Condition
Adalah salah satu jenis analisis pada Hydromax Pro yang akan menghitung kemungkinan ketidak seimbangan kapal dengan tanpa kemiringan secara melintang (HEELL) namun dengan kemiringan secara memanjang (TRIM).
III. 5. Limiting KG
Adalah satu jenis analisis di Hydromax Pro yang menghitung limitasi nilai KG pada disain kapal yang telah dibuat.
III. 6. KN Values
Adalah salah satu jenis analisis di Hidromax Pro yang akan menghitung nilai pantau carena untuk disain kapal yang telah di buat.
III. 7. Longitudinal Strength.
Adalah salah satu jenis analisis di Hydromax Pro yang akan Menghitung kekuatan memanjang disain kapal yang telah dibuat.
III. 8. Tank Calibration
Adalah salah satu jenis analisis pada Maxsurf Pro yang akan Menggambarkan penempatan tangki yang direncanakan dan akan menghitung volume tangki yang direncanakan.

















KESIMPULAN

Dengan menggunakan program aplikasi Maxsurf maka kita dapat mendessain sekaligus menganalisa desain kapal kita .Bukan Cuma itu , dengan program ini kita menghemat waktu pengerjaan desain kapal karena hanya dengan memasukkan beberapa data maka secara otomatis program ini akan memberikan hasil perhitungan menyangkut data yang dimasukkan.Secara umum saya bisa katakan bahwa softwear ini sangat berguna bagi kita para mahasiswa perkapalan sebagai bekal jika nanti bekerja pada suatu Galangan.
















Displacement 557.193 tonne
Volume 543.603 m^3
Draft to Baseline 2.66 m
Immersed depth 2.66 m
Lwl 39.379 m
Beam wl 7.47 m
WSA 387.075 m^2
Max cross sect area 19.521 m^2
Waterplane area 227.799 m^2
Cp 0.707
Cb 0.695
Cm 0.982
Cwp 0.774
LCB from zero pt 18.727 m
LCF from zero pt 18.139 m
KB 1.393 m
KG m
BMt 1.626 m
BMl 35.887 m
GMt 3.019 m
GMl 37.28 m
KMt 3.019 m
KMl 37.28 m
Immersion (TPc) 2.335 tonne/cm
MTc 5.429 tonne.m
RM at 1deg = GMt.Disp.sin(1) 29.359 tonne.m
Precision Medium 50 stations










BAB II
MAXSURF PRO
Maxsurf Profesional, disingkat Maxsurf Pro. Sub program ini pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk lambung kapal, yang akan dapat dipergunakan untuk menganalisa segala hal yang berkaitan dengan badan kapal. Yang dilakukan dengan menggunakan teori B-SPILINE, namun dapat juga di integrasikan dengan teori lain seperti NURB, CONIC dan lain-lain. Proses pendesainan bentuk dalam Maxsurf Pro dapat dilakukan dengan membuat sebanyak-banyaknya bentukan, baik bentukan dua dimensi maupun tiga dimensi, yang kemudian diaplikasikan sebagai labugn kapal. Maxsur Pro dapat berintegrasi dengan seluruh sub program yang berkaitan dengan proses analisa disain berdasar atas bentukan lambung kapal namun untuk mendapatkan sedemikian ditail bentukan diperlukan sebanyak-banyaknya potongan bentukan.


II. 1 Penentuan Dimensi kapal
Setelah melalui tahap Preliminary Design (PD), seperti lazimnya perancangan kapal berlanjut pada tahap penggambaran Lines Plan, perhitungan hidrostatik, perhitungan stabilitas, penentuan hambatan dan daya mesin, serta hal-hal lain selanjutnya.
Dalam PD, telah didapatkan ukuran utama (Dimensi Kapal) yaitu panjang kapal (LOA, LBP atau LWL), Lebar kapal (B), tinggi kapal (H), sarat kapal (t) dan kecepatan kapal (V). Ukuran-ukuran ini kemudiian dipakai untuk menentukan dimensi kapal yang akan di buat gambar digitalnya dalam Maxsurf Pro.
Dalam laporan ini, data kapal penulis yang akan di masukkan kedalam pegambaran, yaitu jenis kapal barang (General Cargo) dengan Dimensi :


No Uraian Simbol Ukuran
1. Panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung buritan sampai ujung haluan. LOA 51.25

2. Panjang dari badan kapal yang terbenam dalam air LWL 49.2
3. Panjang antara kedua garis tegak buritan dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat. LBP 48

4. Lebar kapal B 4
5. Tinggi kapal H 3.82
6. Sarat kapal T 2.52
7. Kecepatan kapal Vs 10




II.2 Penentuan Bentuk dasar bagian-bagian kapal
Pada proses penggambaran di Maxsurf Pro, sebuah kapal di bagi manjadi minimum 2 bagian, yakni bagian haluan dan buritan. Namun terkadang adapula yang membaginya menjadi tiga, yakni haluan, paralel middle body dan buritan.
Dalam Maxsurf Pro terdapat beberapa surface yang menjadi bentuk dasar dari penggambaran, yakni box, silinder pyramid, cone dan sphere.
Namun dalam laporan ini proses penggambaran yang penulis buat kapal di bagi menjadi 2 bagian dan menggunakan surface silinder.



II.3 Penentuan dimensi bagian-bagian kapal
Setelah surface silinder telah tampil maka dimensi kapal dimasukkan. Dari laporan ini kapal diasumsikan terdiri dari 2 bagian besar yakni buritan dan haluan. Maka yang akan menjadi bagian buritan kapal adalah:
Panjang (length) : 24
Lebar (Beam) : 8
Tinggi (Depth) : 3.82

II.5 Penambahan Control Point
Penambahan kontrol point dimaksudkan untuk menjadikan setiap gading semu sebagai titik tolak perencanaan. Dengan demikian diusahakan bahwa untuk setiap perpotongan gading dengan waterline terdapat paling tidak satu kontrol point.
mII.6 Penggeseran Control Point
Pada dasarnya penggeseran kontrol point merupakan keahlian tersendiri yang harus dimiliki oleh seorang pengguna Maxsurf Pro. Keahlian tersebut tidak di dapatkan dalam semalam tetapi memerlukan waktu dua atau tiga bulan untuk dapat mahir dalam bidang tersebut.

II.7 Leveling, Bounding, Grouping, Locking & Rendering
Dari kedua elemen desain yang dibuat, perlu di buatkan pelevelan, penyatuan, kulit, penyatuan elemen, pemaduan dan pevisualan kulit lambung.
• Leveling
Dilakukan agar terjadi ketidaksamaan dimensi serta penyambungan blok kapal tidak terlalu sulit dilakukan.
• Bonding
Adalah upaya menyatukan kulit antar elemen disain.
• Grouping
Adalah proses penyatuan elemen-elemen desain kapal dengan mempergunakan cara khusus. Dimana penyatuan ini dilakukan agar apabila terjadi pemindahan control point, maka seluruh control point akan ikut bergerak sesuai jarak pemindahannya.
• Locking
Adalah salah satu bagian dari perintah khusus dari Maksurf Pro yang berfungsi untuk membuat desain menjadi fixed, tanpa bisa berubah lagi.
• Rendering
Adalah salah satu bagian dari perintah khusus Maxsurf Pro yang berfungsi melihat sejauh mana bentuk kulit telah sesuai dengan keinginan perancang.

II.8 Pengecekan ∆, Buttock, Koefisien Bentuk dan SAC
Untuk mendapatkan disain yang baik dan memenuhi kriteria perancang, maka perlu diperlihatkan berapa besar ∆, bentuk Buttock, nilai Koeffisien bentuk dan Bentuk SAC. Dari data kapal yang di buat maka di dapatkan

Rabu, 11 Agustus 2010

BAB    I
SISTEM PERPIPAAN

A. SISTEM INSTALASI
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa. Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal serta masih banyak lagi fungsi lainnya. Sistem perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu. Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang cukup tanpa merusak isolasi.
Pada perancangan sistem instalasi diharapkan menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa yang efisien dimana aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi keamanan dalam pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi maupun dari spesifikasi installation guide dari sistem pendukung permesinan.
Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks di kapal untuk perencanaan dan pembangunannya. Sistem perpipaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan prinsip-prinsip analisa static dan dinamic stress, thermodinamic, teori aliran fluida untuk merencanakan keamanan dan efisiensi jaringan pipa (network piping). Peletakan komponen yang akan disambungkan dengan pipa perlu diperhatikan untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : panjang perpipaan, susunan yang kompleks, menghindari pipa melalui daerah yang tidak boleh ditembus, menghindari penembusan terhadap struktur kapal, ddl. Jalur instalasi pipa sedapat mungkin direncanakan untuk mengindari stress yang terlalu tinggi pada struktur. Oleh karena itu sebagai langkah awal maka dibuatlah suatu gambar diagram yang akan menjelaskan keterkaitan antar komponen dalam suatu instalasi. Gambar diagram sistem dibuat guna memastikan sistem akan memenuhi kebutuhan spesifikasi dan seluruh elemen dari sistem saling compatible dengan yang lainnya. Diagram pipa merupakan point awal untuk mengembangkan seluruh gambar-gambar perpipaan. Diagram pipa menggambarkan komponen sistem dan hubungannya satu sama lain dalam bentuk skematik. Diagram ini terdiri dari :
1.  Simbol-simbol komponen
2.  Schedule material
3.  Komponen performance rating dan kurve pompa
4.  Valve description
5.  Identifikasi komponen
6.  Tekanan, suhu, aliran, kecepatan, penurunan tekanan sistem
7.  Ukuran pipa
8.  Arah aliran
9.  Identifikasi kompartemen dan bulkhead
10.         Karakteristik dari instrumen
11.         Karakteritik operasi dari tekanan, suhu,ketinggian dan kontrol aliran, dll.  
Kualitas dan kejelasan diagram pipa sangat penting karena gambar diagram memberikan informasi bermacam-macam fungsi selama perencanaan, pembangunan dan operasional kapal dan membrikan pengertian awal bagaimana sistem tersebut berjalan dan menerangkan hubungan dengan sistem lainnya. Hubungan fungsi harus sama-sama ditonjolkan. Gambar perencanaan sistem pipa biasanya dibuat hanya untuk satu sistem atau sistem yang berhubungan pada satu gambar untuk menyederhanakan penggambaran. Sistem instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok layanan diatas kapal, antara lain :
1.Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem-sistem yang akan melayani kebutuhan dari permesinan dikapal (main engine dan auxilliary engine) seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem pendingin.
2.Layanan penumpang & crew; adalah sistem yang akan melayani kebutuhan bagi seluruh penumpang dan crew dari kapal dalam hal untuk kebutuhan air tawar dan sistem sanitary/drainage.
3.Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin keselamatan kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem pemadam kebakaran.
4.Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan menyuplai kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi sistem ballast dan sistem pipa cargo (untuk kapal tanker).


B. PERSYARATAN UMUM INSTALASI PIPA DI KAPAL
     Suatu system instalasi perpipaan yang terdiri dari peralatan-peralatan yang digunakan pada suatu system di kapal, klasifikasi umumnya memberikan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi   sebagai berikut :
1.    Sambungan-sambungan pipa berupa sambungan flens harus digunakan untuk sambungan pipa yang dapat dilepas. Ikatan ulir hanya dapat dipergunakan untuk diameter luar sampai dengan 2 inchi.
2.    Ekspansi dari system perpipaan yang disebabkan kenaikan suhu atau perubahan bentuk lambung, harus diimbangi sedapat mungkin dengan lengkungan-lengkungan pipa, pipa kompensator ekspansi, sambungan-sambungan yang menggunakan penahan packing dan cara yang sejenis.
3.    Pipa yang harus melalui sekat-sekat, atau dinding-dinding, harus dibuat secara kedap air atau kedap minyak. Lobang-lobang baut untuk sekrup atau baut-baut pengikat tidak boleh terletak pada dinding-dinding tangki.
4.    system pipa di sekitar papan penghubung, harus terletak sedemikian rupa agar dapat menghindari kemungkinan kerusakan pada instalasi listrik, apabila terjadi kebocoran pada pipa.
5.    Pipa udara, duga, limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang berlainan tidak boleh melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel dan minyak pelumas. Bilamana hal tersebut tidak dapat dihindarkan, pengaturan penembusan pipa-pipa tersebut pada tangki harus ditenbtukan bersama dengan pihak klasifikasi. Semua pipa yang melalui ruang muat/bak rantai harus dilindungi terhadap benturan dan kerusakan dengan diselubungi.
6.    system pipa pengeringan dan ventilasi direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat mengkosongkan, mengalirkan dan memberi ventilasi pada system tersebut. system pipa dimana ada cairannya dapat berkumpul dan mempengaruhi cara kerja mesin, harus dilengkapi dengan alat pengering khusus, seperti pipa uap dan pipa udara bertekanan.
7.    semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat untuk mencegah pergeseran dan lenturan, jarak antara penunjang pipa ditentukan oleh diameter dan massa jenis media yang mengalir. Jika system jaringan pipa dilalui oleh fluida yang panas, maka penunjang pipa diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi thermal ekspansion.
8.    Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan dipasang serendah mungkin, dan dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau pipa udara dengan diameter disesuaikan dengan besarnya sea chest dan paling kecil 30 mm, yang dapat ditutup dengan katup dan dipasang sampai diatas geladak sekat. Juga dilengkapi dengan saringan air laut untuk mencegah masuknya kotoran yang akan menyumbat saluran dari bottom valve.
Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai pelepas uap di sea chest dan membersihkan saringan kotak air laut (grating). Pipa uap atau pipa udara bertekanan tersebut harus dilengkapi dengan katup-katup yang melekat lasngsung pada sea chest. Umumnya pipa udara pembersih (blow off) sea chest bertekanan 2 – 3 kg/cm2
9.    Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup-katup pemasukan dan pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari pelat lantai. Kran-kran pada lambung kapal penmgaturannya harus sedemikian rupa, sehingga pemutarannya hanya dapat dibuka, ketika kran-kran tersebut dalam keadaan tertutup. Pada pemasangan hubungan-hubungan pipa dengan lambung dan katup-katup, dipasang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perembesan/air yang mengalir.
10.  Lubang saluran pembuangan dan pembuangan saniter tidak boleh dipasang diatas garis muat kosong (empety load water line) di daerah tempat perluncuran sekoci penolong atau harus ada alat pencegah pembuangan air ke dalam sekoci penolong. Lokasi lubang harus diperhitungkan juga dalam pengaturan letak tangga kapal dan tangga pandu.
11.  Pipa pembuangan yang keluar dari ruangan dibawah geladak lambung timbul dan dari bangunan atas dan rumah geladak yang tertutup kedap cuaca, harus dilengkapi dengan katup searah otomatis yang dapat dikunci dari tempat yang selalu dapat dikunci dari tempat yang selalu dapat dicapai diatas geladak lambung timbul. Alat penunjuk bahwa katup terbuka atau tertutup harus disediakan pada tempat penguncian.

Dalam sistem perpipaan, komponen pendukung antara lain :
  1. Sumber (source) yang berasal dari tangki
  2. Pompa sebagai sumber tenaga untuk memindahkan/mengalirkan fluida
  3. Pengaturan aliran (debit dan arah), tekanan, temperatur, viscositas dan lainnya dapat berupa : katup, fitting, heat exchanger dan lainnya.
  4. Discharge (sink) dapat langsung ke overboard, tangki dan lainnya.
Dan untuk pemasangannya/instalasinya maka penyangga pipa sangat perlu guna mencegah yang diakibatkan oleh :
-          Berat pipa
-          Pemuaian akibat suhu dan tekanan
-          Beban inersia akibat getaran dan gerak kapal
-          Beban inersia akibat getaran dan gerakan pada instalasi pipa




DAFTAR PUSTAKA :

1.      Germanischers Lloyd; [1998]; “Rules for Classification and Construction Ship Technology”; Germanischer Lloyd; Hamburg.
2.      Harrington, Roy L.; [1992]; “Marine Engineering”; SNAME; New York.